NEW WORLD

in my dream, in your dream, in our dream to be the ones

Thursday, December 13, 2012

Membiasakan...

Membisakan diri untuk tetap tak beralih, membiaskan diri untuk tetap tak berubah dalam keadaan yang sudah tidak sama. Mengarungi sedikit celah untuk bersembunyi dari arus kondisi yang memaksa kita terus berpikir dan meragu akan kondisi yang tak ingin dipertahankan namun di sisi lain tanpa mempedulikan pikiran ingin tetap dipertahankan.

Dan akhirnya cara membiasakan diri pun bukan menjadi pilihan yang harus dilakukan sebab keadaan yang berubah tidak bisa diberhentikan oleh kehendak tanpa logika yang harusnya bermain di situ. Begitu jelas perlahan, bahwa tidak ada alasan untuk tetap diam dengan ia yang terus bergerak. Begitu tak tentu apa yang harusnya menjadi sesuatu yang bergerak dan meski seutuhnya pun paham apa inginnya waktu, apa inginnya keadaan ini.

Walau awalnya keyakinan itu ada, kemantapan itu semakin terlihat tapi hanyakah sekedar keyakinan akankah sekedar pemikiran? Lalu memang laku tak semestinya ditunda, dan biarkan kata mengalir sejauh keberadaan yang tak lagi pasti.
.


















 

Wednesday, September 12, 2012

Perasaanmu dalam Suasanamu

Keadaan adalah Tuhan yang membuat, lalu diberikan kepada kita. Sedang, suasana adalah Tuhan yang memberikan dan dibuat oleh kita. Entah sedih atau senang itulah yang kita bawa dalam kehidupan selama kita masih bersama diri kita. Artinya kita menyadari apa yang kita rasakan, bukan ketika kita menjadi pribadi yang enggan untuk membaca apa yang sedang terjadi pada hidup kita. Nah, seringkali kita sangat benci bertahan pada keadaan yang sulit, namun kita masih dapat bertahan dalam suasana yang menyesakkan dengan sedikit rasa menenangkan diri bahwa ini akan segera berakhir. Ya, keadaan lebih memakan waktu yang lama daripada suasana. Itu yang terjadi sebab sering kita menyalahkan diri sendiri ketika suasana tak nyaman bergelayut dalam hidup kita, lalu untuk keadaan tak jarang kita menyalahkan orang lain.

Why are you look so sad?
Perasaan sedih, untuk apa sedih itu identik dengan menangis? dengan air mata? dengan sendu? gelisah? payah?
Sementara kita tahu itu semua akan segera berlalu. Hanya sebuah perasaan, tapi sakitnya luar biasa ketika kita ditimpa olehnya. Hingga kita dapat langsung terdiam meringkuk pilu di tengah tawa yang sedang kita ekspresikan. Atau lebih memilih tetap tersenyum tegar menyembunyikan sedih yang tengah melanda. Banyak hal yang membuat kesedihan itu terbentuk. Karena orang lain. Karenanya, tak hanya rasa sedih yang menjamah hati kita namun juga ada rasa tidak suka, benci, tidak terima, bahkan dendam yang meguasai hati kita. Dan pastinya, menyalahkan, melampiaskan dengan amarah dan kata-kata tajam adalah cara kita membaikkan keadaan yang kita rasakan. Namun itu artinya dengan tidak sadar telah mengubah rasa sedih menjadi marah.

Bahwa marah telah mengendalikan hati kita menjadi sangat liar. Memicu diri kita menjadi amat anarki. Membaut prakata kita menjadi sangat belati. Kita lupa seorang teman bisa menjadi bukan teman lagi. Bak dikelabuhi oleh diri sendiri, kita berada dalam suasana dikendalikan seperti robot dan tetap nurut begitu saja tanpa penolakan dan perlawanan. Sebagai tawanan yang lunak untuk dicabik-cabik menjadi keping-keping yang saling terlepas. Dan apa artinya kalau sesuatu menjadi terpisah?
Tentu saja lemah. Karena kekuatan kita adalah ketika kita satu. Itulah yang membentuk kemantapan dan keyakinan tanpa ragu. Ketika lemah telah kita rasakan, kita akan tertunduk menyadari kesalahan atas amarah yang pernah menakhodai hati kita, lalu menyesal lah yang menjadi pelarian selanjutnya.

Ada pepatah tak terpatahkan (soalnya itu pepatah eksis selalu), menyesal itu tiada guna.
Penyesalan itu tak dapat dihindari, namun menyesal itu bisa ditinggalkan. Kita tak mau ambil pusing atau perasaan yang membuat kita semakin down. Kalau sesal bisa ditinggalkan kenapa kita harus berlama-lama menyesal? Sesal sendiri selain tak dapat dihindari juga tak sepantasnya dihindari. Tanpa sesal bisa menjadikan kita orang yang menganggapkan diri sempurna tanpa kekeliruan dan menganggap keputusan apapun yang kita buat adalah benar. Parahnya apabila keputusan yang kita anggap benar itu malah sebaliknya di mata orang banyak , bahkan merugikan orang lain. Tanpa kita merasa sesal tanpa pula ada rasa bersalah dan minta maaf. Akhirnya rendah hati yang tiap orang memilikinya akan singgah dan terlalu sombong untuk muncul. Maka dari itu cepatlah kita tengok ke bawah sebelum kesombongan merenggut sifat kita. Jika ini kita lakukan kita akan banyak bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan karena masih banyak di antara mereka yang memandang kita jauh lebih tinggi tanpa perlu kita menyombongkannya.

Let's giving thanks for God
Tentang hidup kita, segala sesuatu tak selalu di atas. Tentang hidup kita, segala sesuatu selalu pantas untuk disyukuri. Bahkan dalam keadaan sesulit apapun, suasana sesesak apapun. Karena dalam kondisi apapun kita masih bisa merasakan nafas berhembus lega, darah mengalir, jantung berdetak, dan semuanya tentang bagaimana kita menghidup di kehidupan kita. So, dengan senantiasa bersyukur kita tak akan merasakan kekurangan yang memang murni milik manusia. Hidup terasa lebih mudah dan perasaanmu, suasanamu selalu indah.

Wednesday, August 22, 2012

cucu cucu edan merapat :D

Tertanggal 20 Agustus 2012...
Hari kedua di bulan syawal, rutinitas seperti biasanya para cucu dari simbah tercinta Joyo Sudiro kembali kumpul di rumah ayah. Kali ini para bidadari duduk manis di dalam mobil, tapi para pejantan tangguh tetap setia dengan motornya. yuaaa kenapa bisa terjadi? tentu saja bisa pasalnya ada cucu yang udah gak abg lagi yang ikut merapat. Kondisi kesehatanku juga yang kurang berstamina jadi kami memutuskan untuk bersilaturahim pake mobil ayah lengkap dengan kakak sebagai sopir bro.

teng teng abis maghrib kami buka lapak euu di depan rumah ayah kumpul semua geng motor dari Ngentak sebut saja begitu :), tancap gas mobil si kakak meluncur ke Slarong tempat mbah2 kami berkediaman tapi tidak berdiam diri bak i'tikaf di masjid lhoooh. lalu yuuk tujuan pertama kita ke mbah Daman deket masjid ntah apa namanya lupa (karena gak penting juga buat diinget , pokoknya tuh masjid warnanya pink tapi gak pake kembang2). Nah di situ mobilnya ditaroh di pinggir jalan ditinggal sendirian sambil tiduran gara-gara mau dibawa ke halaman tepat di depan rumah yang punya rumah enggak bisa soalnya ada tetangga yang rame-rame masih syawalan begitu, jadi banyak motor seorang-orangnya parkir di sono dah. Lalu kami jalan kaki melangkahkan kaki mengangkat lalu menapakkan kaki pokoknya serba pake kaki, rame-rame ke tempat mbah yang rumahnya ijo-ijo seger. Masuk rumah dan seperti tahun-tahun sebelumnya ngusir tamu yang lagi silaturahim, wuhahaha... peace man. Lalu bersalam dengan simbah duduk di kursi sekursi berempat plus sekursi berpangku juga ada saking kursinya gak cukup. Bla bla bla .... lalala... absen dimulai dari cucu pertama dan selanjutnya, ini putranya.... ayo yang disebut nama bapak ato ibunya ngacung cung cung..
absensi kedua, pengenalan instansi sekolah, kuliah dan kerja. Yang disebut nama sekolah, kampus, ato tempat kerjanya melambaikan tangan dadah dadah ya..
Terus kami diwakilkan 1 orang saja matur kata lebaran tanpa sungkeman dan maksud kedatangan segerombol cucu-cucu yang tak luput dari dosa dan khilaf dan salah dan noda dan rinso (lhoh berani kotor itu baik) ke simbah kami bahwasanya kami kemari yang pertama untuk menghaturkan sugeng riyadi (minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin), yang kedua ingin bersilaturahim, yang ketiga ingin memohon doa restu supaya cita-cita kami semua dapat tercapai dilancarkan jalan perjuangan kami oleh Allah SWT, yang keempat ingin merampas makanan yang ada di hadapan kami yang kelima berkumpulah dengan orang sholeh, itulah sila lima ikrar syawalan kami. Oiaahh tak lupa mbah membalas dengan doa untuk cucu-cucunya. Kami siap menengadahkan tangan menundukkan kepala mengamini dengan khidmat, lantas doa paling keras pengaminannya tertuju pada kata-kata semoga mendapatkan jodoh yang sholeh bagi yang putri dan sholehah bagi yang putra. Eampun dasar para abg kasmaran. oke, lanjut ke trip kedua yak...

Second home ...
Mbah Arjo, gud nait mbah, maaf si kunyu mengganggu ketentraman anda. jadi maksud kedatangan kami kemari adalah untuk berjumpa dengan pasangan paling sensasional sepanjang masa sepanjang sejarah sepanjang kami berkunjung tiap lebaran, dan kami amat merindukan mereka. Yang satu wajahnya merah merona yang satu putih bersih tapi kadang kusam karena dikurung di toples. Si kolang-kaling sama si gadung ala chef Arjo, eaaasttt... obrolan dimulai dengan bagaimana cara mengolah gadung biar gak mendemi orang. kolang-kalingnya manis terus dibungkus plastik klip seperti tampilan biasanya. Nyam nyam tapi entah kenapa abis makan gadung pada mendem semua, edan dimulai, obrolan tambah pada mabuk, tak tentu arah dan tujuan ngalor-ngidul ngulon-ngetan, hehe semakin malam semakin gila bercandaan kami. Dan si gadung selalu jadi objek kausal kami.

Third home...
Mbah Waginem
Jeng-jeng rumahnya cukup jalan aja soalnya deket. Tak banyak cerita di sini selain salah satu personil kami yang kagol makan salak belum selesai dibuka bajunya yang warnanya coklat itu tapi para cucu udah pamitan, haha disakuin ya salaknya dimakan nanti lagi. Nah di rumah ini nih antara lampung dan makasar terasa dekat, nyebrang laut berasa nyebrang sungai deket rumah, tinggal lompat hap hap byuuurrr... alkisah si anak perempuan yang tinggal di rumah ini adalah tentara lho. Tentara wadon yang sigap membela negara menumpas kejahatan melindungi perdamaian. Dan yaaa , kalo ke sini pasti kakakku tercinta ditanggap, obrolan tentang tentara tentara dan tentara sampai si polri iri gak diajak main. Malam itu tercetuslah sebuah teori absolutivitas yang mengalahkan teori relativitas einstein. Mbah Waginem's theory berpendapat uang di dunia ini tidak berlaku. jeder jeder duuuaarrr,,, lantas bagaimanakah nasib kehidupan makhluk2 seperti kita ini untuk bertahan hidup di bumi??
pelanggan   : Pak, bensin full tank,
pom bensin : baik mbak dimulai dari 0 ya, sudah mbak sembilanribuduaratustujuhpuluhtigarupiah dibulatkan   jadi sepuluhribu ya,
pelanggan   : pembulatannya kok bulat banget ya pak.
pom bensin : iya mbak, karena bumi itu bulat
pelanggan   : karena bumi itu bulat maka saya bayar dengan doa ya pak semoga bapak diberi kelancaran dalam segala hal
pom bensin : lhoh mbak, uangnya mana?
pelanggan   : kata simbah saya uang itu tidak berlaku
pom bensin : aaaaaa....(**^#@$#^&
pelanggan   : sugeng riyadi pak
pelancong   : hari gini gak punya duit ...
sekian sepintas khayalan tentang pengaplikasian Mbah Waginem's theory

Fourth home...
Mbah Parinah
Simbah paling sepuh yang wajahnya cantik paling mirip dengan mbah Joyo . Saya percaya-percaya aja hatinya pun juga sama cantiknya. Mari meleseh di tiker, muter-muter gelas sirop sama tempat sampah, sama coklat apolo roka dari Batam eu. Absen lagi, ngacung lagi tapi kali ini gak pake nama instansi tempat menuntut ilmu dan upah. Satu per satu anggota keluarga anak cucu yang lain dari trah tetangga satu mbah muncul dari balik tirai, lama-lama makin gak kenal sama muka-mukanya. Okelah sepertinya rencana temu trah bisa segera diagendakan mengingat saking banyaknya anggota keluarga besar dari silsilah tak berujung.

The last home....
Pak Dhe Marsudi,
Halo halo mengusir tamu lagi tapi sempet sugeng riyadi dulu. Nah kalau yang ini bukan mbah tapi anaknya mbah yang mana ya?? pokoknya begitulah. Silaturahim paling lama pasti kami habiskan di sini. Rumahnya ada karpetnya anget. Di rumah ini brasa rumah sendiri juga, kami ke sana kemari sesuka hati, ketawa ketiwi kadang si pak dhe budhe gak tau di mana kami tetap cengar cengir di sini sambil nonton tivi.
Waktunya makan,,, gudheg manggar, selalu jadi menu tahunan tiap kami ke sini. Abis maem tumben kesambet kebaikan dari mana kami berempat cuci piring di belakang cucu cucu cuci cuci piring sisa sisa santapan kami. Rame deh pokoknya sampe malam hampir jam sepuluh kami pamit, lupa waktu lama-lama tapi habis makan selalu ingat tidur jadi kami lekas pulang ke rumah masing-masing. Ada sesi pemotretan juga lhoh di sini. Jepreeeeet kumpul deh semua. :D


Eyang kakung-putri kami tercinta, 1433 H menyenangkan, kami berkumpul di tempat yang sama di waktu yang sama, cucu-cucu kalian juga berkumpul rame. Pasti engkau tersenyum di atas sana melihat cucu-cucu akur berbaur seperti ini. :) 

Saturday, June 9, 2012

Lembah Mandalawangi...

aku tak tahu seperti apa ia, kata orang ia begitu indah, kata orang ia tempat hijrah penat yang hangat.
aku tak tahu di mana ia berada, dalam ketinggian berapa, dalam cuaca seperti apa
yang aku percaya ia pernah berkabut, ia sepi, ia hanya ditemani edelweiss
ia sepi, ia sendiri, apakah memang tak ada yang ingin berhuni di sana bersama lembah nan elok
sementara dalam camp-camp, atau memang seperti itu karena ia inginkan selalu sendiri
selalu dalam sepi dan selalu indah untuk bercerita pada hati masing-masing.
Lembah Mandalawangi

gunung itu apakah benar-benar sejuk,
puncak itu apakah benar-benar membuatku berada di atas,
semakin dekat semakin lekat dengan langit,
dan..
lembah itu apakah benar-benar damai,
edelweiss itu apakah benar-benar membuatku berada di keterluasan,
semakin lepas semakin bebas dengan angin,
karena...
Pangrango
karena...
Mandalawangi

suatu ketika pasti kutahu jawaban itu,
aku tahu balasan atas pertanyaan ini olehku sendiri,

suatu ketika aku akan menapak di sana,
menyentuh ia lembut,
memandang ia tak terbatas,
sunset di Pangrango
hingga ia akan terus berada dalam jangkauanku
dekat bersamaku untuk beberapa saat
lalu aku benar-benar duduk di sana,
menghirup segar dalam terpaan angin,
lalu aku benar-benar melangkah hingga puncak,
hingga senja lalu pagi lalu waktu yang akan mengajakku kembali ke bawah
dan memandangmu dari bawah,
lalu menjauh dalam kedamaian,
dalam kepuasan,
dengan cerita yang kuperoleh darimu

suatu ketika kembali kutulis tentangmu dengan cerita yang lebih
entah berapa lama lagi dari hari ini...
atas ijin Tuhanku.