NEW WORLD

in my dream, in your dream, in our dream to be the ones

Wednesday, August 22, 2012

cucu cucu edan merapat :D

Tertanggal 20 Agustus 2012...
Hari kedua di bulan syawal, rutinitas seperti biasanya para cucu dari simbah tercinta Joyo Sudiro kembali kumpul di rumah ayah. Kali ini para bidadari duduk manis di dalam mobil, tapi para pejantan tangguh tetap setia dengan motornya. yuaaa kenapa bisa terjadi? tentu saja bisa pasalnya ada cucu yang udah gak abg lagi yang ikut merapat. Kondisi kesehatanku juga yang kurang berstamina jadi kami memutuskan untuk bersilaturahim pake mobil ayah lengkap dengan kakak sebagai sopir bro.

teng teng abis maghrib kami buka lapak euu di depan rumah ayah kumpul semua geng motor dari Ngentak sebut saja begitu :), tancap gas mobil si kakak meluncur ke Slarong tempat mbah2 kami berkediaman tapi tidak berdiam diri bak i'tikaf di masjid lhoooh. lalu yuuk tujuan pertama kita ke mbah Daman deket masjid ntah apa namanya lupa (karena gak penting juga buat diinget , pokoknya tuh masjid warnanya pink tapi gak pake kembang2). Nah di situ mobilnya ditaroh di pinggir jalan ditinggal sendirian sambil tiduran gara-gara mau dibawa ke halaman tepat di depan rumah yang punya rumah enggak bisa soalnya ada tetangga yang rame-rame masih syawalan begitu, jadi banyak motor seorang-orangnya parkir di sono dah. Lalu kami jalan kaki melangkahkan kaki mengangkat lalu menapakkan kaki pokoknya serba pake kaki, rame-rame ke tempat mbah yang rumahnya ijo-ijo seger. Masuk rumah dan seperti tahun-tahun sebelumnya ngusir tamu yang lagi silaturahim, wuhahaha... peace man. Lalu bersalam dengan simbah duduk di kursi sekursi berempat plus sekursi berpangku juga ada saking kursinya gak cukup. Bla bla bla .... lalala... absen dimulai dari cucu pertama dan selanjutnya, ini putranya.... ayo yang disebut nama bapak ato ibunya ngacung cung cung..
absensi kedua, pengenalan instansi sekolah, kuliah dan kerja. Yang disebut nama sekolah, kampus, ato tempat kerjanya melambaikan tangan dadah dadah ya..
Terus kami diwakilkan 1 orang saja matur kata lebaran tanpa sungkeman dan maksud kedatangan segerombol cucu-cucu yang tak luput dari dosa dan khilaf dan salah dan noda dan rinso (lhoh berani kotor itu baik) ke simbah kami bahwasanya kami kemari yang pertama untuk menghaturkan sugeng riyadi (minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin), yang kedua ingin bersilaturahim, yang ketiga ingin memohon doa restu supaya cita-cita kami semua dapat tercapai dilancarkan jalan perjuangan kami oleh Allah SWT, yang keempat ingin merampas makanan yang ada di hadapan kami yang kelima berkumpulah dengan orang sholeh, itulah sila lima ikrar syawalan kami. Oiaahh tak lupa mbah membalas dengan doa untuk cucu-cucunya. Kami siap menengadahkan tangan menundukkan kepala mengamini dengan khidmat, lantas doa paling keras pengaminannya tertuju pada kata-kata semoga mendapatkan jodoh yang sholeh bagi yang putri dan sholehah bagi yang putra. Eampun dasar para abg kasmaran. oke, lanjut ke trip kedua yak...

Second home ...
Mbah Arjo, gud nait mbah, maaf si kunyu mengganggu ketentraman anda. jadi maksud kedatangan kami kemari adalah untuk berjumpa dengan pasangan paling sensasional sepanjang masa sepanjang sejarah sepanjang kami berkunjung tiap lebaran, dan kami amat merindukan mereka. Yang satu wajahnya merah merona yang satu putih bersih tapi kadang kusam karena dikurung di toples. Si kolang-kaling sama si gadung ala chef Arjo, eaaasttt... obrolan dimulai dengan bagaimana cara mengolah gadung biar gak mendemi orang. kolang-kalingnya manis terus dibungkus plastik klip seperti tampilan biasanya. Nyam nyam tapi entah kenapa abis makan gadung pada mendem semua, edan dimulai, obrolan tambah pada mabuk, tak tentu arah dan tujuan ngalor-ngidul ngulon-ngetan, hehe semakin malam semakin gila bercandaan kami. Dan si gadung selalu jadi objek kausal kami.

Third home...
Mbah Waginem
Jeng-jeng rumahnya cukup jalan aja soalnya deket. Tak banyak cerita di sini selain salah satu personil kami yang kagol makan salak belum selesai dibuka bajunya yang warnanya coklat itu tapi para cucu udah pamitan, haha disakuin ya salaknya dimakan nanti lagi. Nah di rumah ini nih antara lampung dan makasar terasa dekat, nyebrang laut berasa nyebrang sungai deket rumah, tinggal lompat hap hap byuuurrr... alkisah si anak perempuan yang tinggal di rumah ini adalah tentara lho. Tentara wadon yang sigap membela negara menumpas kejahatan melindungi perdamaian. Dan yaaa , kalo ke sini pasti kakakku tercinta ditanggap, obrolan tentang tentara tentara dan tentara sampai si polri iri gak diajak main. Malam itu tercetuslah sebuah teori absolutivitas yang mengalahkan teori relativitas einstein. Mbah Waginem's theory berpendapat uang di dunia ini tidak berlaku. jeder jeder duuuaarrr,,, lantas bagaimanakah nasib kehidupan makhluk2 seperti kita ini untuk bertahan hidup di bumi??
pelanggan   : Pak, bensin full tank,
pom bensin : baik mbak dimulai dari 0 ya, sudah mbak sembilanribuduaratustujuhpuluhtigarupiah dibulatkan   jadi sepuluhribu ya,
pelanggan   : pembulatannya kok bulat banget ya pak.
pom bensin : iya mbak, karena bumi itu bulat
pelanggan   : karena bumi itu bulat maka saya bayar dengan doa ya pak semoga bapak diberi kelancaran dalam segala hal
pom bensin : lhoh mbak, uangnya mana?
pelanggan   : kata simbah saya uang itu tidak berlaku
pom bensin : aaaaaa....(**^#@$#^&
pelanggan   : sugeng riyadi pak
pelancong   : hari gini gak punya duit ...
sekian sepintas khayalan tentang pengaplikasian Mbah Waginem's theory

Fourth home...
Mbah Parinah
Simbah paling sepuh yang wajahnya cantik paling mirip dengan mbah Joyo . Saya percaya-percaya aja hatinya pun juga sama cantiknya. Mari meleseh di tiker, muter-muter gelas sirop sama tempat sampah, sama coklat apolo roka dari Batam eu. Absen lagi, ngacung lagi tapi kali ini gak pake nama instansi tempat menuntut ilmu dan upah. Satu per satu anggota keluarga anak cucu yang lain dari trah tetangga satu mbah muncul dari balik tirai, lama-lama makin gak kenal sama muka-mukanya. Okelah sepertinya rencana temu trah bisa segera diagendakan mengingat saking banyaknya anggota keluarga besar dari silsilah tak berujung.

The last home....
Pak Dhe Marsudi,
Halo halo mengusir tamu lagi tapi sempet sugeng riyadi dulu. Nah kalau yang ini bukan mbah tapi anaknya mbah yang mana ya?? pokoknya begitulah. Silaturahim paling lama pasti kami habiskan di sini. Rumahnya ada karpetnya anget. Di rumah ini brasa rumah sendiri juga, kami ke sana kemari sesuka hati, ketawa ketiwi kadang si pak dhe budhe gak tau di mana kami tetap cengar cengir di sini sambil nonton tivi.
Waktunya makan,,, gudheg manggar, selalu jadi menu tahunan tiap kami ke sini. Abis maem tumben kesambet kebaikan dari mana kami berempat cuci piring di belakang cucu cucu cuci cuci piring sisa sisa santapan kami. Rame deh pokoknya sampe malam hampir jam sepuluh kami pamit, lupa waktu lama-lama tapi habis makan selalu ingat tidur jadi kami lekas pulang ke rumah masing-masing. Ada sesi pemotretan juga lhoh di sini. Jepreeeeet kumpul deh semua. :D


Eyang kakung-putri kami tercinta, 1433 H menyenangkan, kami berkumpul di tempat yang sama di waktu yang sama, cucu-cucu kalian juga berkumpul rame. Pasti engkau tersenyum di atas sana melihat cucu-cucu akur berbaur seperti ini. :)