NEW WORLD

in my dream, in your dream, in our dream to be the ones

Saturday, December 14, 2013

dan tetap diam

biarlah ia tetap teduh dalam bungkam
dalam keterpakuan yang tiada usang
biarkan ia masih berombak dalam jenuh
dalam buih yang semakin mengelabuhi keluh
kian merasa penuh teka teki isi hidup ini
isi panggung ini sandiwara ataukah siratnya saga
yang tak kunjung melepuh sirna tuk tinggalkan keterpakuan diri

senyumlah, selagi kau masih bisa tuk merajut simpul simpul kehangatan
seperti dawai kau ternada dalam indahnya harmoni
hangatkan suasan yang tengah pilu, yang tengah bisu
dan masih tetap diam berbatu barbaur dalam hampanya waktu
dan sampai kapankah naskah ini mengakhiri ceritanya
meski tergulir waktu tapi masih dalam keterdiaman


pasrah saja lah, pasifkanlah semua yang tak mampu lagi
tak sanggup lagi berikan asa berikan bahagia
namun sejauh itu tetap menunggu kembali
bersama angin dalam gaduhnya membawa ketenangan

dan sampai kapankah lagi kubertanya
curiga tak lagi merasakan apa itu indah apa itu bahagia
walau canda ingin selalu kuhadirkan di sisi
   


Friday, November 1, 2013

Entah..

Entah...
hati ini tak beku, pula tak seperti batu..
perasaan ini tidak pasif, pula tidak naif..
sempat, mencoba tulus merangkai tiap sketsa tuk warnai hati yang telah lama diam
urungkan saat itu juga ketika hati harus kembali bungkam
mengertilah, ia tak mampu tuk terkurung lagi
biarlah bebas tanpa bersangkar dan tanpa pula ingkar

Ia mendekat perlahan namun yakin,
yakin ia yang memang berada di sini di saat yang tidak enggan tuk diterima
pahamkan walau tidak saat ini sesungguhnya..
namun, ini yang terjadi ini langkah yang harusnya tidak terhenti selagi hati mampu mengabdi
mengabdi untuk satu rasa, satu nama

Kadang, masih terbersit kalut, ada tanya
mengepung pilu mengusik kenyamanan yang sudah bertahta
mengusik keyakinan yang sudah terikrar
menyentak keterpasrahan yang telah diizinkan mengelana
kutahu ini hanya fatamorgana, hanya sesaat yang bersinggah
seperti janji yang tertunda namun tak teringkar
yaa, hanya sebatas itu...


Yang kupinta, bukan harus kehendakku,
Yang kuinginkan adalah terbaik dariMu Ya Rabb,
Bila bisa kutahbiskan fatamorgana itu satu kali saja
tapi memang begitu lemah, bukan pilihan itulah hati yang tak punya kekuatan untuk
berada di suasana yang sama di kenyamanan yang sama
ia selalu mengembara namun tetap terikat dalam tempat
yang telah ditakdirkan .

Wednesday, June 26, 2013

Cahaya bulan, kau dan aku

Cahaya bulan

by Ernawati Rika (Notes) on Wednesday, June 26, 2013 at 1:20am

bulan  malam ini menyejukkan,
hempaskan aku lepas sepaham aku puas,
hentakkan lara, asa yang jadi satu saling membuas,
hunjamkan panah lengah, lemah di titik terendah,
tersipu ku diratap ragu, kau kembali tersenyum santun,
tepat di mataku, kau berkata lagi sama seperti waktu dulu,
"bulan itu tak secahaya binar matamu",
manis kusimak itu,

lihai, kubiarkan liar rasa ini berkelana dalam kecamuk dan luka,
yang pernah bekaskan di antara perbedaan peka,
tapi kini ketika kita sama berdiri,
tengadahkan senyum abadi,
sembari genggam erat tujuan, dan kepakkan kedamaian,
membiarkan ia membawa terbang, menelisik di semburat cahaya,
tiada batas semburat itu berlalu cepat,
menggeliat erat lewati zigzag kuterpikat,
kau begitu lekat olehku, bersamaku,
mengangkasa meraih ia purnama,

berbeda kali ini,
cahaya- cahaya bulan kulirihkan satu nama,
walau nama yang sama tapi tak sesempurna dulu,
di antara waktu yang semakin membelenggu,
di antara ya dan tidak , datang atau pergi,
dan ini yang kurasa tak sesempurna pergi,
karena dalam cahaya itu kusimpan suara bahagiamu, merdu

lalu, apa yang kau rasa sekarang,
ini tersirat, ini tak nyata,
kutampis yang pernah ada untuk tak lagi ada,
agar kubisa lirihkan satu nama yang berbeda,
walau dalam cahaya bulan yang sama

Thursday, March 14, 2013

Pertikaian Mahakala

Ku seperti terbelenggu, terjerat asa yang memudar. Terkolong dalam gelapnya keraguan untuk sebuah pilihan. Ku menderu, langkahku yang berkecamuk mencabik berlaunya pikiranku. Mataku bersenja isyaratkan bahwa bimbangku terabaikan oleh naluri yang semakin bersua akan tenggelamkanku dalam tubi-tubi penyesalan. Bersendau gurau dalam tangis. Bersendu dalam kebahagiaan. Memahami sang waktu yang berjihad tiada lelah. Mengitari siang dan malam. Melagu ritmis berdentang penuh makna. Tetapi tak kunjung kupahami makna itu. Sungguh tersirat tiada lubang pengintai yang sanggup untuk mencuatkan sepercik pun tatanan makna sang waktu. Begitu cakapnya teka-teki di balik leluhur mahakala. Erat terikat dengan rajutan rahasia yang sempurna dan mampu memikat ketertarikan yang akan memperdaya perdebatan antara cahaya dan kegelapan. Antara hitam dan putih. Enggan ku berkata tuk bisingkan damai. Meski ku berapung kehampaan bila ku tak sabdakan, renungkan pikiranku yang kian menghujan ke dalam nurani. Tak urung kuucapkan karena ketidakberanianku. Biarlah waktu yang tertunggu untuk membuka rahasia sempurnanya.
-28 Desember 2008-

Monday, January 21, 2013

Dengan kita bersama, Kawan

Terinspirasi darimu kawan, ku ingin menulis,
Membaitkan aksara a b c terpisah dalam jeda
Meresapi seluruh angannya yang mengawan
Membelai langit perlahan, lembut
Tergores waktu ku sanggup menggapaimu lagi

Tergugah dalam asamu kawan, ku ingin bermelodi
Mendendangkan do re mi terhenti dalam helaan nafas panjang
Tuk mengambil satu per satu nada mengalun santun
Tertata hikmat simfoni penuh harmoni
Terhanyut masa ku sanggup menggenggammu lagi

Termetamorfosa bersamamu kawan, ku ingin menghitung
Menyamarkan angka yang sirna dalam satu dua tiga tertegun mengembun
Membiarkan sedikit demi sedikit tak lagi utuh
Terbang mengangkasa lalu turun sebagai hujan
Terhempas detik ku sanggup menyandingimu lagi

dan satu mimpi kita kan kembali di sini
yang kamu telah tinggalkan karena tak sempurna
aku kejar tuk kurajut kuperbaiki kutorehkan dengan mimpi yang baru
mimpi kita kelak di saat kita kan berdiri berdampingan

dengan kamu di sisiku
dengan aku di sampingmu , kawan



Saturday, January 19, 2013

Masih..

Ternyata, walau sekian waktu berlalu dengan hal yang tak lagi dan tak pernah sama ada hal yang selalu sama. Entah akan sampai kapan ini tetap sama. Tentang cerita yang nyatanya sudah tak sama. Bukannya aku tak pernah mencoba untuk membuatnya tak sama seperti dulu, namun mungkin dalam hati ini yang tiada sanggup untuk membuatnya berbeda. Karena apa harusnya sudah tidak lagi seperti ini.

Yang aku inginkan adalah menghapus dan harusnya memang terhapus. Tapi sampai sekarang masih terlukis jelas dalam kanvas yang sudah penuh dengan warna. Melewatkan lalu perlahan meninggalkan setiap warna setiap tetesan catnya. Dan ternyata sulit, karena telah terbenam dalam merekat erat dalam kanvas itu. Seperti itukah kisah ini yang ternyata berakhir dengan sisa yang belum mampu dihapuskan dalam hati ini. Tak mungkin aku mematahkan lukisan itu agar ia tak lagi tampak. Menjauhinya, menghindarinya pun tetap tak merubah skenario hati ini.

Harusnya tak begini, sungguh tak bisa begini. Logika ini tak boleh dikendalikan oleh perasaan. Haruskah aku benar-benar pergi dari keadaan yang tak membolehkanku untuk pergi. Tapi ketika aku pergi, masih ada kuas yang kubawa tak sengaja kubawa, karena aku mungkin benar-benar dikendalikan oleh hati yang belum menghendakinya, melepasnya dari indahnya detik-detik ketika kita masih melukiskan dengan warna yang sama.